Minggu, 21 Agustus 2016

Bisnis Rental Video Game

Entertainment atau Hiburan adalah kebutuhan bagi beberapa orang dalam kategori semua usia, dan bentuk hiburan sangat banyak macam nya. Salah satunya adalah bermain video game.
Video Game sudah ada sejak lama sekali, penulis sendiri kalau di ingat-ingat, sudah kenal dengan Video Game dari sejak kelas 3 SD, sekitar tahun 1992 sudah beredar sebuah gadget Videogame yang di kenal dengan nama Jimbot (GameWatch), gadget ini sangat mahal harganya bagi penulis, sekitar Rp.200.000 per unitnya saat itu. Walaupun cuma game 2 dimensi monochrome, tapi gadget ini sangat di gemari anak-anak dan mungkin beberapa orang dewasa.
Terimakasih penulis ucapkankan buat para pebisnis rental Gamewatch sehingga penulis pun bisa terhibur oleh gadget ini pada masanya hanya dengan Rp.25 per 1x game over.
Pesan orang tua, "hiburan yang berlebihan itu tidak baik", dan bukan hanya hiburan saja yang tidak baik bila berlebihan. Oleh orang tua, penulis di beri gambaran, bila seorang anak, 1 hari saja bermain GameWatch bisa menghabiskan uang hingga Rp.300, berapa yang bisa didapat perental GamWatch dari 10 orang anak dalam 1 hari?, dan berapa lama yang di butuh kan perental agar dia bisa membeli lagi Gadget tersebut? dan manakah yang lebih menguntungkan bila dalam 1 bulan terakhir caturwulan 3 ini tidak main dulu gamewatch dan bila naik kelas akan di kasi 1 unit GameWatch?.
Moment yang tidak terlupakan untuk penulis, yang menjadikan semangat belajar seorang bocah yang mungkin baru bisa menghitung untung dan rugi berkat nasihat orang tua yang hanya pedagang warung kelontong dan sembako ini.
Berawal dari 1 Gamewatch milik sendiri yang dalam 1 bulan saja sudah jadi membosankan, karena cuma 1 game yang bisa di mainkan Gadget ini, tanpa terlintas untuk di bisniskandanhanya ingin uang jajan lebih, manakala ada teman yang ingin pinjam maka penulis yang masih bocah pada saat itu menetapkan tarif Rp.500/24 jam bagi ingin meminjam. Bulan berikutnya, sang bocah pun meminta kepada orang tuanya untuk di belikan lagi gadget serupa dengan permainan yang berbeda dengan uang celengannya sendiri yang berasal dari uang jajan dan pemberian teman-teman nya yang meminjam gadget tsb.
Tak terasa hingga akhirnya lulus SD, sang bocah pun jadi memiliki lebih dari 2 lusin gadget tsb dan akhirnya menjadi pengikut jejak perental jimbot di masa SMP nya.
Hehe, kok malah jadi cerita ya!?
yah sedikit menyimpang dari judul, penulis hanya ingin memberi sedikit gambaran dimana sebuah Hobby pun bisa jadi peluang usaha.
Dari tahun ke tahun, teknologi terus berkembang, begitu juga teknologi Video Game, berawal dari GameWatch yang penulis kenali, kemudian muncul Gameboy,  Console Game Nintendo yang lebih mutakhir karna melibatkan TV untuk bisa dimainkan, lalu Console Game SEGA, Super Nintendo dan lain sebagainya. Namun semua jenis Video Game tersebut tidak penulis jadikan bisnis karena orang tua tidak mengijinkan, harus focus dulu belajar katanya,
Singkat cerita, setelah lulus SMA, Hobby main Game penulis gak pernah reda, karena terus majunya teknologi hiburan Videogame ini terus maju.
Muncul lah Console Game SONY PlayStation, penulis sangat menggemari berbagai macam permainan dari Console Game ini hingga akhirnya terbesit untuk membisniskan Hiburan ini,itu juga atas saran kerabat yang sudah lebih dulu terjun dalam bisnis tsb.
Alhasil memang sangat menguntungkan. namun yang perlu di ingat adalah dampak Negatif dari bisnis ini (Rental PS) sangat banyak, dan tidak sedikit pebisnis hiburan rental Game yang gulung tikar akibat tidak mampunya meminimalisir sisi negatif dari hiburan ini.
Dari pengalaman yang penulis dapatkan semasa menjadi pebisnis hiburan Rental Video Game, banyak hal yang perlu di perhatikan sebelum menngeluti bisnis ini
Pertama, perhatikan lingkungan sekitar tempat dimana akan membuka bisnis ini, terutama respon masyarakatnya, karena notebeni, perspektif warga terhadap bisnis ini adalah buruk, dan memang, orang lain tidak punya Hak atas kebebasan usaha yang akan dijalankan, namun Kebebasan itu juga dibatasi oleh perspektif warga yang mungkin adalah orang tua dari para konsumen hiburan ini, walaupun tidak semua konsumen masih mendapat perhatian dari para orang tuanya seperti mereka yang sudah remaja. Oleh karena itu lakukanlah sosialisasi yang baik dengan dengan warga, minta izin Rt dan RW bila perlu.
Buat lah aturan yang mudah di pahami oleh konsumen, seperti aturan waktu untuk buka, waktu untuk istirahat dan waktu untuk tutup yang di sesuaikan dengan usia konsumen, juga aturan saat bermain game, tidak masalah agak keras asalkan demi kelancaran bisnis, buatlah para konsumen mengerti lewat bahasa yang mudah di pahami yang mungkin akan berbeda penyampaiannya karena di sesuaikan dengan umur konsmen.
Junjung tinggi azas Bebas Tapi Sopan, dan buatlah tempat bisnis senyaman dan setertib mungkin. jadikan ke utamaan meraih keuntungan selaras dengan umur bisnis, contoh, ini bukan hanya Bisnis, tapi juga adalah jasa hiburan, jasa penitipan anak, jasa pemantauan tingkah laku, sisipkan sedikit edukasi didalamnya seperti menyediakan Kamus Bahasa Inggris, karena kebanyakan Game menggunakan bahasa ingris, bahkan penulis sendiri pernah sempat menyediakan kamus bahasa jepang, karena usul konsumen, juga buku2 lain seperti sejarah tentang VideoGame, buku WalkThrough Game, sembari konsumen menunnggu giliran PLAY, tawarkanlah untuk baca bagi yang belia, dan jasa warung kopi bagi yang remaja.
Sedikit metode bisnis saja dari penulis, atas dasar pengalaman.
terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar